Wednesday, August 3, 2011

Manfaat Lebah dan Hasilnya

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, 
di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia," kemudian
 makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
 Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar
 minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat
 obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
 demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang
 yang memikirkan. (QS An Nahl [16]: 68-69)
Madu dihasilkan dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada kebutuhan lebah.
Ini mengisyaratkan bahwa minuman berkhasiat obat ini diciptakan agar bermanfaat
bagi manusia.
Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalah sari madu bunga (nektar),
yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah mencampur nektar
yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan
tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru yaitu madu dan
menyimpannya untuk musim dingin mendatang.
Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak
dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak
kita adalah: mengapa lebah tidak menghentikan pembuatan dalam jumlah berlebih ini,
yang tampaknya hanya membuang-buang waktu dan tenaga? Jawaban untuk pertanyaan
ini tersembunyi dalam kata "wahyu [ilham]" yang telah diberikan kepada lebah, seperti
disebutkan dalam ayat tadi.
Lebah menghasilkan madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk manusia.
Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani manusia;
sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak
membutuhkannya dan sapi yang menghasilkan susu jauh melebihi kebutuhan
anak-anaknya.
Pengaturan yang Luar biasa di sarang lebah
Kehidupan lebah di sarang dan pembuatan madunya sangatlah menakjubkan. Tanpa
membahas terlalu terperinci, marilah kita amati ciri-ciri utama "kehidupan masyarakat"
lebah. Lebah harus melaksanakan banyak "tugas" dan mereka mengatur semua ini
dengan pengaturan yang luar biasa.
Rancangan segi enam dari petak-petak sarang lebah memungkinkan penyimpanan madu
dalam jumlah terbanyak dengan bahan baku pembuatan sarang, yakni lilin, dalam jumlah
paling sedikit. Lebah hanyalah serangga berukuran 1-2 cm dan ia melakukan perhitungan
itu dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya.
Pengaturan kelembapan dan pertukaran udara: Kelembapan sarang, yang membuat madu
memiliki tingkat keawetan yang tinggi, harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada
kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak serta kehilangan keawetan
dan gizinya.
Begitu juga, suhu sarang haruslah 35 derajat celcius selama sepuluh bulan pada
tahun tersebut. Untuk menjaga suhu dan kelembapan sarang ini pada batas tertentu,
ada kelompok khusus yang bertugas menjaga pertukaran udara.
Jika hari panas, terlihat lebah sedang mengatur pertukaran udara di dalam sarang.
Jalan masuk sarang dipenuhi lebah. Sambil menempel pada kayu, mereka mengipasi
sarang dengan sayap. Dalam sarang yang baku, udara yang masuk dari satu sisi
terdorong keluar pada sisi yang lain. Lebah pengatur pertukaran udara yang lain
bekerja di dalam sarang, mendorong udara ke semua sudut sarang.
Perangkat pertukaran udara ini juga bermanfaat melindungi sarang dari asap
dan pencemaran udara.
Penataan kesehatan: Upaya lebah untuk menjaga mutu madu tidak terbatas hanya pada
pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat jaringan pemeliharaan
kesehatan yang sempurna untuk mengendalikan segala peristiwa yang mungkin menimbulkan
berkembangnya bakteri. Tujuan utama penataan ini adalah menghilangkan zat-zat yang mungkin
menimbulkan bakteri. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang. Untuk itu,
dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat asing atau serangga
memasuki sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini, semua lebah bertindak
untuk mengusirnya dari sarang.
Kehidupan lebah di dalam sarang serta pembuatan madu oleh mereka sangatlah menakjubkan.
Lebah melakukan banyak "pekerjaan" dan mereka berhasil melakukannya dengan baik melalui
pengaturan (pengorganisasian) yang luar biasa.
Untuk benda asing yang lebih besar yang tidak dapat dibuang dari sarang, digunakan cara
pertahanan lain. Lebah membalsam benda asing tersebut. Mereka menghasilkan suatu zat
yang disebut "propolis" (yakni, getah lebah) untuk pembalsaman. Getah lebah ini dihasilkan
dengan cara menambahkan cairan khusus yang mereka keluarkan dari tubuh kepada getah
yang dikumpulkan dari pohon-pohon seperti pinus, hawwar, dan akasia. Getah lebah juga
digunakan untuk menambal keretakan pada sarang. Setelah ditambalkan pada retakan,
getah tersebut mengering ketika bereaksi dengan udara dan membentuk permukaan yang keras.
Dengan demikian, sarang dapat bertahan dari ancaman luar. Lebah menggunakan zat ini hampir
dalam semua pekerjaan mereka.
Sampai di sini, berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran. Propolis mencegah bakteri
apa pun hidup di dalamnya. Ini menjadikan propolis sebagai zat terbaik untuk pembalsaman.
Bagaimana lebah mengetahui bahwa zat tersebutlah yang terbaik? Bagaimana lebah
menghasilkan suatu zat, yang hanya bisa dibuat manusia dalam laboratorium dan
menggunakan teknologi, serta dengan pemahaman ilmu kimia?
Bagaimana mereka mengetahui bahwa serangga yang mati dapat
menimbulkan tumbuhnya bakteri dan bahwa pembalsaman akan mencegah hal ini?
Sudah jelas lebah tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi laboratorium.
Lebah hanyalah seekor serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia melakukan ini semua
dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya.

No comments:

Post a Comment