Tuesday, March 27, 2012

Seberapa Besarkah Cinta Kita Terhadap Baginda Tercinta Sayyidina MUHAMMAD SAW?

pada zaman al imam Al-Hafiz Wajihuddin Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad
al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi al-Syafie ( pengarang maulid dibai), dikala
waktu sang imam ingin ziarah ke magam rasulullah saw dari kota yaman ke kota
madinah bersama para sahabatnya dan jammahnya ada seorang anak kecil yang
ingin sekali melihat magam rasulullah saw,alimam menanyakan kepada salah
satu sahabatnya."ini anak siapa? apa yang ingin ia lakukan?, dan salah satu
sahabatnya mengatakan " ia ingin ikut perjalanan kita ya imam, lalu alimam
itu menjawab, tidak boleh karena perjalannan ini sangat jauh dari kota yaman
sampai madinah menepuh jarak 4 sampai 1 minggu perjalanan itu pun naik kuda
.

lalu anak itu pergi karean tidak diizinkan oleh al imam Al-Hafiz Wajihuddin
Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi
al-Syafie,tapi waktu dalam perjalanan menuju kota madinah anak itu diam diam
ikut dan mengumpat di bawah kereta kuda sang imam tersebut,ia hanya
bergelantungan antara roda roda kereta kuda tersebut, dalam perjalanan ia
tidak makam dan minum selama 1 minggu perjalanan karena sangat ingin sekali
melihat magam rasulullah saw dan sangat mencinta rasulullah saw

dan setelah satu minggu rombongan tersebut sampi di kota madinah . tiba tiba
ada seorang sahabat yangberteriak "yaallah ini anak kecil yang kemarin
dilarang olehku untuk ikut bersama kita tetapi ia punikut bersama kita ana
tidak melihat anak kecil ini selama perjalanan.kemudian anak kecil itupun
langsung berlari dan mengambil debu meyirami debu kewajahnya sampai tidak
bisa bernapas dan meninggal di kota madinah ia pun belum sempat berziarah
magam sayidina muhammad saw karena sangat bergembira sudah sampai kota sang
nabi, lalu al imam Al-Hafiz Wajihuddin Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad
al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi al-Syafie pun menangis melihat anak kecil
ini yang sangat mencintai rasulullah saw.

lalu di sepakati oleh rombongan dan iman untuk menguburkan anak itu di kota
madinah, lalu berbeberapa hari al imam Al-Hafiz Wajihuddin Abdul Rahman bin
Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi al-Syafie di kota madianh
dan sempatt menziarahi magam anak kecil tersebut ia melihat magam tersebut
bergeser mendekati magam sayidina muhammad saw .SAMPAI SEKARANG MAGAM
TERSEBUT MASIH ADA DAN MAGAM TERSEBUT ADA DI SEBERANG MASJID NABAWI.

al imam Al-Hafiz Wajihuddin Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad al-Syaibani
al-Yamani al-Zabidi al-Syafie pun menagis diadalam rumahnya aku ini adalah
seorang imam tapi aku malu melihat kecintaan seorang anak yang sangat
mencinta rasulullah saw. dan sang imam pun menulis riwayat perjalanan anak
kecil tersebut di maulidnya.

Ya ikhwan , seberapa besarkah cinta kita terhadap Baginda tercinta Sayyidina
MUHAMMAD SAW?

Saturday, March 10, 2012

Ubah Pasangan Tanpa Pertengkaran

Awal hubungan memang membutakan kita pada beberapa hal tertentu. Padahal hal-hal yang kita nggak lihat (atau tanpa sadar berusaha kita tolerir) tersebut sebenarnya berlawanan dengan selera atau pemikiran kita. Keinginan untuk mengubah seseorang untuk lebih sehat atau berpakaian dengan lebih pantas memang nggak salah. Tapi, sayangnya, we can only change ourselves. Walaupun niat kita baik, perubahan nggak akan mulai dan berlanjut tanpa kita pun ikut berubah. Lebih baik mengajak pasangan melakukan perubahan bersama. Sehingga terasa adil dan menguntungkan untuk kedua belah pihak.
Misalnya, usulan jadi member pusat kebugaran akan lebih efektif dan menyenangkan kalau berlaku untuk berdua. Idealnya, usulan ini juga termasuk dialog yang berlaku untuk kesenanganmu dan dia: olahraga bersama; melakukan aktifitas bareng yang menyehatkan; hidup sehat; dan memperbaiki gaya hidup berdua.
Walaupun kejujuran dan komunikasi penting di setiap hubungan, akan susah untuk meminta perubahan dari pasangan kalau permintaan terlihat untuk satu pihak saja, apalagi ada unsur kepentingan pribadi. Dengan mengubah cara penyampaian dengan kata-kata yang menunjukkan niat demi kehidupan yang lebih baik dan tulus demi kesehatan atau demi kebaikan pasangan, kita menciptakan suasana yang lebih pas untuk perubahan. Dan dia pun nggak merasa terpaksa atau bahkan tersinggung.
idealnya, kesalahan itu terasakan indah atau sebaliknya ketika tanpa orang lain (pasangan kita) menasehati, ternyata baru diketahui kemudian itu menyudutkan diri, menyusahkan, mendera hati, bahkan membikin stress bagaikan penyesalan yang tak terperi. Intinya, orang lain itu susah diubah baik dengan kata/tindakan atau bahkan tanpa kata dan tindakan sekalipun, kecuali setelah dirasakan sendiri akibatnya dalam rentang waktu yang sulit diketahui, atau kecuali dengan kesepakatan bersama atau dengan ora et labora.