Saturday, June 25, 2011

Antara Tingkatkan Kekuatan Atau Perbaiki Kelemahan?

Demi menjadi seorang pemenang, manakah yang harus Anda titik beratkan, kekuatan atau kelemahan? Idealnya sih, dua-duanya. Kekuatan ditingkatkan, kelemahan diperbaiki. Iya' kan? Ya iya! Tapi, tolong dipahami sungguh-sungguh, sumber-sumber yang anda miliki sangatlah terbatas.Mau tidak mau, Anda mesti memilih salah satu dan merelakan yang lain. Lantas apa yang anda pilih, antara tingkatkan kekuatan atau perbaiki kelemahan? Saran saya, tingkatkan kekuatan.Sekali lagi, tingkatkan kekuatan. Bukan memperbaiki kelemahan.

* Katakanlah, anda jago negosiasi tapi lemah di kalkulasi.
* Dengan mengasah kemahiran negosiasi, maka efektivitas negosiasi anda akan terdongkrak, misalnya dari    semula nilai 7 menjadi nilai 9.
* Dengan mengasah kemahiran kalkulasi, maka efektivitas kalkulasi anda akan terdongkrak, misal dari nilai 5 menjadi nilai 7.
* Nah, berdasarkan ilustrasi barusan, apa komentar anda?
* Pilihan pertama jelas-jelas lebih menguntungkan.Dengan efektivitas negosiasi mencapai nilai 9, bukan mustahil anda menjadi Jawara untuk urusan negosiasi - tak terkalahkan oleh siapapun. Iya' kan?
* Pilihan kedua? Dengan efektivitas kalkulasi cuma nilai 7, yah, anda cuma jadi orang yang biasa-biasa saja untuk urusan kalkulasi. Dan pastinya tidak sedikit orang yang sanggup mengalahkan anda untuk urusan kalkulasi. Iya' kan?

Kalaupun anda lemah untuk urusan kalkulasi, apa yang harus anda lakukan hanyalah mencari mitra yang jago untuk urusan tersebut. Cuma itu! Selesai!
Memperbaiki kelemahan hanya mengubah anda dari orang dibawah rata-rata menjadi orang rata-rata.
Meningkatkan kekuatan akan mengubah anda dari orang rata-rata menjadi orang di atas rata-rata.

* Terbukti, kebanyakan orang menjadi pemenang di muka bumi ini karena telah meningkatkan kekuatan. Amat langka karena telah memperbaiki kelemahan.
* Selain lebih menghasilkan, kekuatan inilah yang akan lebih membahagiakan. Bagi anda, ini semacam panggilan jiwa - bukan semata panggilan kerja.

Lantaran menghasilkan dan membahagiakan, maka dengan senang hati anda terus menerus mendalaminya. Dan jadilah ini satu keunggulan yang berkelanjutan bagi anda. Bagaikan suatu keajaiban. Saya menyebutnya Pembeda Abadi.

* Pada akhirnya, keluarlah seluruh potensi anda. Nah, kalau sudah maksimal begitu, bisa jadi efektivitas negosiasi anda melampaui nilai 9, mendekati nilai 10.
* Seorang anak yang berbakat berhitung, mestinya bakat berhitung ini yang terus-menerus diasah. Bukannya malah mencari-cari kelemahan si anak dan mengasah kelemahan tersebut.
* Seekor ular kecil mempunyai bakat alami dalam mematuk. Jangan pernah melatihnya untuk membelit. sebaliknya, seekor ular besar mempunyai bakat alami dalam membelit. Jangan pernah meletihnya untuk mematuk. Asal tahu saja, Jim Collins dalam Good to Great- nya juga mengajarkan pemahaman serupa.
Jargon yang ia pakai, konsep Landak.

Pemahaman ini pula yang dipegang teguh oleh Genghis Khan, Alexander Yang Agung, Napoleon Bonaparte, Heniando Cortes, Fransisco Pizzaro dan penakluk-penakluk besar lainnya. Bukan cuma oleh Sun Tzu. Sekarang giliran anda ! Dengan mencobanya, mudah-mudahan anda akan mengalami langsung seribu kali perang, seribu kali menang!

Dikutip dari "7 Keajaiban Rezeki" oleh Ippho 'Right' Santosa







No comments:

Post a Comment