Awal hubungan memang membutakan kita pada beberapa hal tertentu.
Padahal hal-hal yang kita nggak lihat (atau tanpa sadar berusaha kita
tolerir) tersebut sebenarnya berlawanan dengan selera atau pemikiran
kita. Keinginan untuk mengubah seseorang untuk lebih sehat atau
berpakaian dengan lebih pantas memang nggak salah. Tapi, sayangnya, we
can only change ourselves. Walaupun niat kita baik, perubahan nggak akan
mulai dan berlanjut tanpa kita pun ikut berubah. Lebih baik mengajak
pasangan melakukan perubahan bersama. Sehingga terasa adil dan
menguntungkan untuk kedua belah pihak.
Misalnya, usulan jadi
member pusat kebugaran akan lebih efektif dan menyenangkan kalau berlaku
untuk berdua. Idealnya, usulan ini juga termasuk dialog yang berlaku
untuk kesenanganmu dan dia: olahraga bersama; melakukan aktifitas bareng
yang menyehatkan; hidup sehat; dan memperbaiki gaya hidup berdua.
Walaupun
kejujuran dan komunikasi penting di setiap hubungan, akan susah untuk
meminta perubahan dari pasangan kalau permintaan terlihat untuk satu
pihak saja, apalagi ada unsur kepentingan pribadi. Dengan mengubah cara
penyampaian dengan kata-kata yang menunjukkan niat demi kehidupan yang
lebih baik dan tulus demi kesehatan atau demi kebaikan pasangan, kita
menciptakan suasana yang lebih pas untuk perubahan. Dan dia pun nggak
merasa terpaksa atau bahkan tersinggung.
idealnya, kesalahan itu terasakan indah atau sebaliknya ketika tanpa
orang lain (pasangan kita) menasehati, ternyata baru diketahui kemudian
itu menyudutkan diri, menyusahkan, mendera hati, bahkan membikin stress
bagaikan penyesalan yang tak terperi. Intinya, orang lain itu susah
diubah baik dengan kata/tindakan atau bahkan tanpa kata dan tindakan
sekalipun, kecuali setelah dirasakan sendiri akibatnya dalam rentang
waktu yang sulit diketahui, atau kecuali dengan kesepakatan bersama atau
dengan ora et labora.
No comments:
Post a Comment